Bangunan Bersejarah – Jika Anda sedang berlibur ke suatu daerah, tentunya Anda tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melihat bangunan, jembatan, mesjid atau berbagai peninggalan bersejarah yang menjadi trade mark daerah tersebut. Nah, Kali
 ini kami khusus mengajak Anda untuk mengenal berbagai peninggalan 
bersejarah yang tersebar di beberapa daerah. Berikut adalah daftar 
Bangunan Bersejarah di Indonesia.
8 Bangunan Bersejarah di Indonesia
1. Istana Maimun

Istana
 Maimun telah dinobatkan sebagai bangunan terindah di Kota Medan, 
Sumatera Utara. Terletak di kawasan Jl. Brigjen Katamso, istana megah 
ini selesai dibangun sekitar tahun 1888 dan merupakan warisan dari 
Sultan Deli Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Sapuan warna kuning pada 
gedung ini merupakan warna khas Melayu.
Arsitekturnya
 yang unik adalah daya tarik utama dari Istana Maimun. Pengaruh Eropa 
terlihat jelas pada balairung atau ruang tamu, jendela, pintu dan sebuah
 prasasti di depan tangga yang bertuliskan huruf Latin, berbahasa 
Belanda. Sedangkan, ciri Islam muncul pada atapnya yang bergaya Persia 
yang melengkung, style yang banyak dijumpai pada bangunan-bangunan di 
kawasan Timur Tengah.
Bagian
 dalam Istana Maimun juga menarik untuk disusuri. Di balik 
dinding-dindingnya yang kokoh, terdapat puluhan kamar yang tersebar di 
dua lantai. Kemegahan pun terlihat pada singgasana, lampu kristal Eropa,
 kursi, meja maupun lemari. Foto-foto
 keluarga, senjata-senjata kuno, termasuk ruang penjara, juga ada di 
istana ini. Walaupun masih menyimpan benda-benda bernilai sejarah, 
Istana Maimun masih membolehkan wisatawan untuk berkunjung dan menikmati
 kemegahan sekaligus menyelami kejayaan Kesultanan Deli masa lalu.
2. Mesjid Raya Medan

Mesjid
 Raya Medan yang berdiri angkuh tak jauh dari Istana Maimun adalah 
bangunan yang juga menjadi jejak kejayaan Deli. Dibangun pada tahun 
1906, semasa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid, mesjid ini masih 
berfungsi seperti semula, yaitu melayani umat muslim di Medan yang ingin
 beribadah.
Kubahnya
 yang pipih dan berhiaskan bulan sabit di bagian puncak, menandakan gaya
 Moor yang dianutnya. Seperti mesjid lainnya, sebuah menara yang 
menjulang tinggi terlihat menambah kemegahan dan religiusnya mesjid ini.
 Aplikasi lukisan cat minyak berupa bunga-bunga dan tumbuhan yang 
berkelok-kelok di dinding, plafon dan tiang-tiang kokoh di bagian dalam 
mesjid ini, semakin menunjukkan tingginya nilai seni mesjid ini.
3. Mesjid Istiqlal

Jakarta
 yang serba modern dan dipenuhi gedung kaca, ternyata masih memiliki 
bangunan bersejarah dengan desain yang indah, yaitu Mesjid Istiqlal. 
Rumah ibadah umat muslim yang megah ini telah lama menjadi salah satu 
landmark Jakarta. Kokoh berdiri di atas areal seluas 9,5 hektar dan 
berkapasitas hingga 8.000 orang, mesjid hasil karya arsitek Indonesia, F
 Silaban ini, pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, sekaligus 
menjadi kebanggaan umat muslim Ibukota dan Indonesia. Dibangun pada 
masa-masa awal kemerdekaan, mesjid ini memang melambangkan kemerdekaan, 
sesuai dengan arti dari nama yang disandangnya.
Mesjid
 Istiqlal mempunyai sebuah kubah raksasa berwarna putih yang bentuknya 
seperti bola dibelah dua. Layaknya mesjid lain di dunia, Mesjid Istiqlal
 ini juga dilengkapi sebuah menara yang tingginya menggambarkan jumlah 
ayat yang ada pada kitab suci Al Qur’an. Sebuah bedug raksasa ikut 
menambah keunikan mesjid ini. Ukurannya yang amat besar, menobatkan 
bedug ini sebagai bedug terbesar di Indonesia!
4. Gedung Sate

Di
 Kota Bandung yang sejuk, Anda juga bisa menjumpai sebuah bangunan 
dengan arsitektur yang lain dari yang lain. Dibangun pada era kolonial 
Belanda, Gedung Sate, demikian gedung ini banyak disebut, merupakan 
salah satu daya tarik yang ada di Kota Kembang. Nama Gedung Sate sendiri
 muncul karena sebuah ornamen yang terlihat seperti tusuk sate di puncak
 menara utamanya.
Gedung Sate hasil rancangan Ir.J.Gerber, arsitek kenamaan lulusan 
Fakultas Teknik Delf Nederland dan timnya ini, selesai dibangun pada 
tahun 1924.
Bangunan
 ini mengadopsi gaya arsitektur era Renaissance Italia. Namun, pada 
bagian tengahnya terdapat menara bertingkat yang mirip dengan atap meru 
atau pagoda. Oleh sebab itulah, kalangan arsitek menilai bahwa Gedung 
Sate memiliki rancangan yang “berani beda” dan tak populer di zamannya.
Kini,
 di depan bangunan ini terdapat sebuah monumen untuk mengenang gugurnya 
para pejuang Jawa Barat saat mempertahankan Gedung Sate dari serangan 
pasukan Gurka. Setiap hari Minggu atau hari libur nasional, gedung ini 
selalu dipenuhi wisatawan.
Usai
 menikmati kemegahan gedung ini dari luar, Anda bisa menuju menaranya 
untuk menyaksikan benda-benda bersejarah. Atau bisa juga sekadar 
bersantai di kafe yang ada di gedung ini sambil menikmati suasana dan 
udara Kota Bandung yang sejuk dan segar.
5. Lawang Sewu

Membahas
 tentang arsitektur atau bangunan tua di Indonesia, tentu tak bisa lepas
 dari sebuah bangunan legendaris yang berdiri kokoh di Kota Semarang, 
tepatnya di kawasan Simpang Lima, yaitu Lawang Sewu. Bangunan yang 
artinya adalah “seribu pintu” ini, sesungguhnya bukan nama sebenarnya 
yang diberikan untuk bangunan ini.
Nama
 tersebut menjadi legendaris karena banyaknya jumlah pintu yang terdapat
 pada gedung keno ini. Dahulu, Lawang Sewu yang bergaya art deco adalah 
kantor perusahaan kereta api Belanda, NV Nederlandsch Indische Spoorweg 
Mastshappij (NIS) dan bangunan ini merupakan salah satu karya terbaik 
arsitek Prof. Jacob K. Klinkhamer dan B.J. Oudang.
Pemerintah
 Kota Semarang sendiri telah menetapkan Lawang Sewu sebagai salah satu 
gedung yang dilindungi. Predikat ini layak disandang oleh Lawang sewu 
karena gedung ini juga merupakan saksi sejarah Indonesia saat pecahnya 
perang sengit selama 5 hari di Semarang, antara Angkatan Muda Kereta Api
 melawan kompetai dan Kido Buati, Jepang.
6. Mesjid Agung Palembang

Palembang
 tak hanya terkenal dengan pempek atau kain songketnya. Kota di tepian 
Sungai Musi ini juga dihiasi bangunan dengan arsitektur mengagumkan 
seperti terlihat di Mesjid Agung Palembang.
Berlokasi
 tak jauh dari Plaza Benteng Kuto Besak, di Kota Palembang, Sumatera 
Selatan, Mesjid Agung Palembang mulai dibangun ketika Palembang dipimpin
 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, tepatnya tahun 1738. Pada
 zamannya, mesjid ini dipercaya sebagai salah satu rumah ibadah terbesar
 yang pernah ada.
Meski
 digarap oleh seorang arsitek Eropa, pengaruh Cina ikut muncul pada 
wajah mesjid ini. Hal itu ditandai oleh bentukan limas dan hiasan 
ornamen khas Cina pada sejumlah atapnya. Paduan dua budaya ini menjadi 
ciri khas Mesjid Agung Palembang dan membuat banyak pelancong 
terkagum-kagum. Sebuah akulturasi budaya yang bisa tetap berdampingan 
dan saling mengisi.
7. Taman Sari

Taman bunga yang
 indah. Begitulah kira-kira arti dari nama Taman Sari. Areal pemandian 
ini merupakan kompleks bangunan yang sangat indah dan menjadi aset 
Keraton Yogyakarta. Dibangun setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755,
 tempat ini memang didesain sebagai tempat pengasingan diri Sultan 
Yogyakarta dan keluarganya dari hiruk pikuk dunia. Meskipun sempat luluh
 lantak terguncang gempa, saat ini Taman Sari sudah kembali terlihat 
cantik.
Taman
 Sari memang dirancang sedemikian rupa agar bisa menghadirkan ketenangan
 bagi siapapun yang berada di dalamnya. Bangunan ini juga mencerminkan 
style yang multikultur (Portugis, Belanda, Cina, Jawa, Hindu, Buddha, 
Nasrani, dan Islam). Kolam mungil dengan air mancurnya yang jernih dan 
pohon-pohon berbunga, menambah keasrian tempat ini. Sekaligus 
menjadikannya sebagai lokasi peristirahatan yang sempurna.
8. Tongkonan

Selain
 bangunan peninggalan kolonial, Indonesia juga memiliki sejumlah rumah 
adat dengan bentuk atau desain yang unik. Bangunan ini memang bukan 
karya seorang arsitek era modern yang menguasai segudang teori. 
Melainkan kreasi sekelompok manusia yang masih mencintai serta 
menjunjung tinggi adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Dan 
Tongkonan, rumah adat masyarakat Tana Torja di Sulawesi Selatan, adalah 
salah satunya.
Tongkonan
 memang memiliki ciri khas tersendiri dibanding rumah adat lainnya. 
Rumah ini berupa rumah panggung dari kayu. Atapnya yang terbuat dari 
susunan bambu yang dilapisi ijuk hitam serta bentuknya yang melengkung 
seperti perahu telungkup, membuat rumah ini mirip dengan Rumah Gadang, 
rumah adat masyarakat Minang atau Batak. Dinding rumah yang terbuat dari
 kayu, juga diukir dengan aneka ukiran khas Toraja.
Ciri
 lain yang paling menonjol pada Tongkonan adalah adalah kepala kerbau 
beserta tanduknya yang meliuk indah yang disusun pada sebuah bang utama 
di depan setiap rumah. Jumlah kepala kerbau yang ada di setiap rumah 
bisa berbeda. Semakin banyak “hiasan” ini di sana, maka semakin tinggi 
derajat keluarga yang tinggal di dalamnya. Karenanya. Tongkonan juga 
menjadi salah satu daya tarik wisata Tator dan banyak diminati para 
pecinta foto.
Nah, itulah artikel tentang daftar 8 Bangunan Bersejarah di Indonesia, semoga bermanfaat.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar