Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan
rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini
dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi
kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam
pantun di bawah ini:
- Air dalam bertambah dalam
- Hujan di hulu belum lagi teduh
- Hati dendam bertambah dendam
- Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun
puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6
kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar